Rabu, 11 Desember 2013

Kondisi Bangsa Yahudi saat Muhammad Diutus.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

a.   Kondisi keagamaan



     Beberapa abad sebelum kedatangan Islam, ajaran dua agama samawi sebelumnya, Yahudi dan Nasrani, telah banyak disimpangkan dan diselewengkan oleh umatnya. Al-Qur’an menyebutkan berbagai bentuk penyimpangan ajaran Yahudi ini dalam sejumlah ayat. Selain itu, anda dapat membaca bentuk-bentuk penyelewengan tersebut dalam beberapa buku dan studi analistis berikut ini:




  1.  Dirasah Al-Kutub Al-Muqaddasah fi Dhau’al Al-Ma’arif Al-Haditsah, Dr. Maurice Bucaille.
  2.  Ash-Shira’ Baina Ad-Din wa Al-‘Ilm, karya seorang penulis Eropa.
  3. At-Taurah, Dr. Mustafa Mahmud, Darul Audah, Beirut 1972 M.
  4. Ushthurah Tajassud Al-Ilah fi Al-Masih. Kumpulan tulisan para teolog Inggris yang diketuai oleh Dr. John Hook, salah satu staf pengajar teologi di Universitas Birmingham, tebal buku ini sekitar 200 halaman dan terbagi dalam 10 bab. Cetakan pertama terbit pada tahun 1977 di London.
  5. Majalah jurusan teologi Universitas Muhammad bin Sa’ud Al-Islamiyyah, edisi I, 1397/1398 H, hh. 27-66. Artikel tersebut berjudul Tahqiq Tarikh Al-Anajil Al-Mu’tamidah ‘Inda Al-Masihiyyin wa Mada Shihhah Intisabuha ila Ashhabiha, ditulis oleh Dr. Muhammad Abul Ghaidz.
  6. Ar-Raddu Ash-Shahih ‘ala Man Baddala Din Al-Masih, karya Ibnu Taimiyah.

     Akibatnya, kedua agama tersebut kehilangan ruh dan tidak bisa menjalankan peran dan tugas utamanya memperbaiki umat manusia.

     Agama Yahudi merupakan agama yang diturunkan Allah khusus kepada dan untuk Bani Israil. Agama Yahudi pada awalnya adalah agama tauhid yang diturunkan Allah untuk memuliakan Bani Israil di antara kaum-kaum lain yang sezaman dengan mereka. Namun sayang, dalam perjalanan berikutnya umat Yahudi banyak yang menyimpangkan ketauhidan agama Yahudi dengan meniru dan mencampuradukkannya dengan berbagai bentuk akidah dan paham penyembahan (paganisme) dari masyarakat di sekitar mereka, bangsa lain yang berhasil menguasai mereka, atau masyarakat tempat mereka hidup. Fakta ini telah diakui oleh kalangan ahli sejarah Yahudi.

     Contoh nyata dari bentuk-bentuk penyimpangan akidah dan ajaran agama Yahudi yang asli tersebut adalah sebagaimana diterangkan dalam sebuah makalah yang berjudul Da’irat Al-Ma’arif Al-Yahudiyyah. Cuplikan ringkasnya adalah sebagai berikut:

     “Kebencian dan kemurkaan para nabi terhadap penyembahan berhala mengindikasikan adanya tiga hal: (1) paganism telah mengakar kuat di dalam jiwa masyarakat Bani Israil saat itu; (2) akar-akar paganism belum tercabut sampai sekembalinya mereka dari pengasingan di Babel; (3) mereka telah menerima dan mempraktikkan berbagai bentuk keyakinan yang menyimpang dan kemusyrikan. Bahkan kitab Talmud menegaskan bahwa berhala-berhala itu memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Yahudi…

     Pada sisi lain, Taurat dan Talmud juga telah banyak diwarnai berbagai pernyataan, penyebutan, dan ungkapan-ungkapan yang tidak pantas untuk Dzat Allah, wahyu-wahyu-Nya, dan nabi-nabi-Nya, serta ajaran-ajaran yang mereka sampaikan.

     Dalam Taurat dan Perjanjian Lama misalnya, mereka mengatakan bahwa Allah kelelahan pada hari keenam setelah menciptakan alam raya ini sehingga Dia pun beristirahat pada hari ke tujuh. Lalu dia memberkahi dan mensucikan hari yang ketujuh (Sabat atau Sabtu), sebab pada hari itu Allah menghentikan segala perbuatan-Nya (Kejadian, pasal 2).

     Inilah alasan dan dasar mengapa masyarakat Yahudi mengharamkan diri untuk bekerja pada hari Sabtu.

     Dalam Perjanjian Lama, tepatnya pada bab kisah Adam dan istrinya, Hawa, disebutkan, “Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohon dalam taman. Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, ‘Di manakah engkau?’

     Ia menjawab, ‘Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi.’

     Firman Allah, ‘Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon yang Ku-larang engkau makan itu?’

     Itulah penggambaran mereka tentang Allah. Seolah-olah Allah adalah seperti manusia yang tidak mengetahui apa yang terjadi di taman rumah-Nya sendiri (Kejadian, pasal 3).

     Pada kalimat berikutnya, mereka menambahkan bahwa ketika Adam memakan buah “pengetahuan”, pembangkangannya ini menaikan derajatnya ke derajat Ilahiah. Ia menjadi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, sekalipun ketika menciptakannya Tuhan berusaha menjaganya agar tidak mengetahui kedua hal itu. Lalu, ketika takut pemberontakkan Adam akan bertambah-tambah, Tuhan mengusir Adam beserta istrinya dari surga agar tangan keduanya tidak dapat meraih pohon kehidupan. Kemudian Tuhan menetapkan keabadian untuk keduanya. Namun, Tuhan akhirnya tidak menyukai perjalanan hidup Adam dan anak cucunya di bumi karena mereka memenuhi dunia ini dengan kesenangan dan kemaksiatan. Maka sedih dan menyesallah Tuhan karena menciptakan mereka (Ibid, pasal 6).

     Kitab suci mereka menyebutkan, Tuhan akhirnya menyesal telah menenggelamkan bumi dengan air bah (Ibid, pasal 9). Pada bagian lain disebutkan, Tuhan menyambut kunjungan seorang nabi-Nya yang bernama Ibrahim. Beberapa waktu berselang, Dia membalas kunjungan itu dengan bertamu ke rumah Ibrahim bersama dua malaikat. Di rumah Ibrahim itu, mereka memakan hidangan berminyak yang disuguhkan oleh Ibrahim (Ibid, pasal 8).

     Masih menurut kitab Taurat mereka, Tuhan pernah terlibat perkelahian fisik dengan seorang hamba sekaligus nabi yang diutus-Nya sendiri, yaitu Ya’qub. Disebutkan, perkelahian itu berlangsung 1 malam penuh. Lalu, ketika khawatir akan terkalahkan oleh Ya’qub, Tuhan melakukan tipu muslihat untuk memenangkan perkelahian itu sehingga Dia berhasil memukul pangkal paha Ya’qub sampai lepas. Namun, meskipun sudah kalah, Ya’qub tetap tidak meninggalkan Tuhan hingga Dia memberkahinya dan menjulukinya Israil (Ibid, pasal 32).

     Di dalam Taurat mereka juga dikatakan bahwa Allah adalah Tuhan bangsa mereka saja. Allah tidak menyukai bangsa lain, sebab bangsa Israil adalah bangsa terpilih, sedangkan umat-umat yang lain adalah laksana domba-domba yang tidak dipedulikan oleh Allah (Ibid, pasal 6&7).

     Doktrin inilah yang mereka jadikan landasan untuk senantiasa membangun kebencian terhadap bangsa-bangsa lain, terutama bangsa Arab.

     Terkait dengan doktrin tersebut, Taurat memuat kisah Nuh a.s. yang mereka ubah sesuai kepentingan hawa nafsu mereka untuk menanamkan kebencian bangsanya terhadap bangsa lain. Syahdan, Nabi Nuh suatu ketika mabuk berat sehingga tersungkur dan terbuka auratnya. Menyaksikan hal itu, putranya yang bernama Ham (ayah Kanaan) menertawakannya lalu menceritakannya kepada kedua saudaranya yang lain, Sem dan Yafet. Keduanya lalu menutupi aurat ayah mereka tanpa melihatnya. Ketika Nuh tersadar dan mengetahui apa yang terjadi, juga apa yang dilakukan oleh putra bungsunya, Ham, terhadapnya, ia pun memohon agar Allah melaknatnya. Ia berkata, “Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya. Terpujilah Tuhan, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.” (Ibid, pasal 9:25).

     Kisah di atas dengan jelas memperlihatkan niat bangsa Yahudi untuk memperbudak atau menghinakan orang-orang Kanaan dari keturunan Ham, padahal mereka sama sekali tidak berdosa. Pada sisi lain, tampak mereka berupaya memuliakan orang-orang Israel sebagai anak cucu Sem.

     Pada bagian lain, Taurat melukiskan Luth a.s. sebagai sosok manusia yang amoral dan keji. Dikisahkan bahwa Luth mabuk berat kemudian berzina dengan kedua anak perempuannya sehingga keduanya hamil dan melahirkan.

     Menurut keyakinan golongan Yahudi, salah satu anak hasil perzinaan itu adalah Moab, kakek moyang orang Moab sampai sekarang. Jelaslah bahwa tujuan dari pemalsuan kisah ini adalah untuk mendiskreditkan musuh-musuh mereka dari bangsa Moab. Ironisnya, mereka melontarkan tuduhan-tuduhan keji untuk menjatuhkan dan menghinakan musuh-musuh mereka itu dengan mengatasnamakan wahyu.

     Maka, Maha Benar Allah yang telah berfirman di dalam Al-Qur’an:

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.
QS:Ali Imran | Ayat: 78

     Pada ayat lain, Allah juga berfirman:

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
QS:Al-Baqarah | Ayat: 79

     Dalam masalah ini, Taurat mereka yang palsu itu memandang seluruh perempuan selain perempuan Yahudi sebagai pelacur. Kitab mereka juga menyatakan bahwa bangsa Yahudi berhak membunuh siapa pun dari orang-orang non-Yahudi. Bahkan ditegaskan bahwa siapa saja yang berhasil membunuh orang non-Yahudi, berarti ia telah mempersembahkan kurban kepada Tuhan.

     Dari beberapa pernyataan tersebut, layakkah kitab itu disebut wahyu Ilahi yang suci dan diturunkan untuk memperkenalkan Allah kepada manusia dan menunjuki mereka ke jalan-Nya?

     Berbagai doktrin dan keyakinan yang sesat inilah yang menjadikan umat Yahudi tidak mempedulikan nilai-nilai luhur dan cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai setiap maksud dan tujuan mereka. Hal ini tampak dengan jelas pada protocol para pemimpin Zionis. Mereka tidak merasa salah sedikit pun ketika menyebut para nabi Allah dengan sifat-sifat dan ungkapan-ungkapan yang tidak sesuai, bahkan tidak layak bagi mereka, sebagaimana telah disebutkan tadi.

     Contoh lain, mereka dengan sangat berani mengatakan Ibrahim a.s. pernah menjadi mucikari untuk memenuhi ketamakannya terhadap kehidupan dan kenikmatan duniawi. Dalam Taurat mereka disebutkan bahwa Nabi Ibrahim merayu istrinya, Sarah, agar pergi ke istana Fir’aun dan mengaku sebagai saudara perempuannya agar mendapatkan hadiah berupa kambing dan keledai dari Fir’aun. Ibrahim berkata kepada Sarah, “Katakanlah bahwa engkau adalah adikku, supaya aku diperlakukan meraka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.” (Kejadian, pasal 12:13).

     Sedangkan tentang Ya’qub a.s., mereka menuduhnya sebagai seorang penipu karena mencuri kenabian dari saudaranya dengan cara yang sangat kotor dan licik (Ibid, pasal 27).

     Masih menurut keyakinan mereka, anak perempuan Ya’qub yang bernama Dina adalah seorang pezina. Ia telah ditiduri oleh seorang putra pembesar kota tetangga (Kejadian, pasal 34).

     Di dalam Talmud, mereka mengatakan bahwa Nabi Isa a.s. adalah anak haram. Pasalnya, ibunya mengandungnya pada saat sedang haid setelah berhubungan badan dengan seorang tentara bernama Pandora. Dalam pandangan mereka, Isa a.s. adalah seorang pendusta, gila, penyesat, penyihir, penipu, dan penyembah berhala. Talmud mereka menyebut orang-orang Nasrani tak lebih dari sekedar kain pembersih darah haid perempuan yang tercampak ke kubangan kenistaan. Dalam Talmud ini, kaum Nasrani sering disebut-sebut sebagai para penyembah berhala, pembunuh, orang fasik, binatang-binatang hina, keledai, babi, dan anjing.

     Bahkan nabi mereka sendiri, yaitu Daud a.s., dikatakan telah berzina dengan istri seorang panglima perangnya. Akibat perzinaan tersebut, si perempuan pun hamil. Adapun kisahnya, pada suatu hari Daud melihat perempuan itu di atas lantai rumahnya. Merasa tertawan dengan kecantikannya, Daud kemudian mengirim suami dari perempuan itu ke medan perang supaya gugur di sana. Dengan begitu, ia berharap bisa menikahi perempuan istri panglimanya itu.

     Semua ini merupakan tuduhan yang keji dan tak mendasar. Singkat kata, pernyataan-pernyataan semacam ini tidak mungkin, bahkan tidak masuk akal bila berasal dari Allah. Dengan begitu, tidaklah patut kitab itu menjadi kitab petunjuk ke jalan yang benar bagi umat manusia.

     Al-Qur’an berulangkali menyoroti berbagai sisi pemikiran keagamaan Yahudi yang menyimpang itu dan sikap mereka terhadap kitab-kitab dan rasul-rasul mereka. Si antara hal-hal yang disoroti Al-Qur’an itu adalah sebagai berikut:
  • 1.      Kecondongan mereka terhadap penyembahan berhala, bahkan saat nabi mereka, Musa a.s., masih ada di tengah-tengah mereka. Perkataan mereka tertulis di dalam Al-Qur’an:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰ أَصْنَامٍ لَهُمْ ۚ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَٰهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)".
QS:Al-A'raf | Ayat: 138
Kemudian, setelah kembali dari menemui Tuhannya, Musa mendapati kaumnya melakukan penyembahan terhadap patung anak lembu. Sebelumnya mereka mengatakan ini:
قَالُوا لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّىٰ يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَىٰ
Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami".
QS:Thaahaa | Ayat: 91
  • 2.      Sepeninggal Musa a.s., mereka tetap berpegang teguh pada penyembahan berhala. Maka Allah berfirman:

وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ
Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.
QS:Al-Baqarah | Ayat: 92
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).
QS:Al-Baqarah | Ayat: 93
  • 3.      Pembangkangan dan perlawanan terhadap Musa a.s. dan ajaran-ajarannya. Hal tersebut terlihat dalam firman Allah:

يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ ۚ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَىٰ أَكْبَرَ مِنْ ذَٰلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذَٰلِكَ ۚ وَآتَيْنَا مُوسَىٰ سُلْطَانًا مُبِينًا
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
QS:An-Nisaa | Ayat: 153
  • 4.      Ketidaksopanan mereka terhadap Allah. Tentang hal ini, Allah berfirman:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا ۘ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا ۚ وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۚ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ۚ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
QS:Al-Maidah | Ayat: 64
  • 5.      Keberanian mereka menisbatkan manusia sebagai anak Allah. Allah berfirman:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
QS:At-Taubah | Ayat: 30
  • 6.      Tindakan mereka menjadikan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Hal ini diceritakan Allah dalam firman-Nya:

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
QS:At-Taubah | Ayat: 31
  • 7.      Keengganan mereka untuk meninggalkan berbagai bentuk penyimpangan dan pemalsuan terhadap kalam Allah. Oleh karena itu, Allah berfirman:

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
QS:Al-Baqarah | Ayat: 79
Pada ayat lain, Allah menegaskan:
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?.
QS:Al-Baqarah | Ayat: 75

     Adapun tentang sikap mereka terhadap para rasul yang diutus Allah, di dalam Al-Qur’an disebutkan:
  • 1.      Allah berfirman:

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
QS:Al-Baqarah | Ayat: 87
  • 2.      Allah juga berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"
QS:Al-Baqarah | Ayat: 91

         Demikianlah. Dari uraian ini semoga menjadi jelas bagi pembaca tentang bagaimana kondisi kehidupan beragama masyarakat Yahudi di luar Jazirah Arab saat itu.


b.   Kondisi Politik dan Sosial

     Allah tidak menginginkan agama yang diturunkan-Nya berwatak rasialis dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Akan tetapi, bangsa Yahudi telah menyimpangkan agama Allah yang diturunkan kepada mereka dengan membuatnya berwatak rasialis dan tidak menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.

     Mereka dengan sesuka hati memfitnah nabi-nabi Allah dengan berbagai perbuatan dan sifat manusia yang sangat hina dan keji. Oleh karena itu, tidak aneh bila kita melihat sejarah hidup mereka senantiasa dipenuhi konflik dan perseteruan dengan umat-umat lain hingga detik ini.

     Pada abad ke-7 M misalnya, mereka mengadu domba umat Nasrani Antiokia dengan pemimpin Persia, Vokas. Akibatnya, terjadi pembantaian yang sangat keji terhadap masyarakat Nasrani Antiokia. Orang-orang Yahudi juga membantu Persia memerangi umat Nasrani yang berada di Syam. Bahkan pada akhirnya mereka membantai sendiri kaum Nasrani di wilayah tersebut seperti yang banyak terjadi di berbagai wilayah. Kaisar Heraklius akhirnya membalas perbuatan keji dan pembantaian mereka terhadap masyarakat Nasrani Syam itu dengan balasan yang sangat memilukan.

     Al-Qur’an telah menggambarkan dengan gamblang tentang dekadensi moral dan kerusakan social yang menimpa umat Yahudi pada abad ke-6 sampai ke-7 M. Realitis ini pula yang akhirnya menyebabkan umat Yahudi tidak lagi layak menjadi pemegang tampuk kepemimpinan bagi seluruh umat manusia di dunia ini.

     Salah satu gambarannya adalah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya berikut ini:

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.
QS:Ali Imran | Ayat: 75

     Bangsa Arab yang berdomisili di Yatsrib (Madinah) termasuk salah satu umat yang pernah merasakan kesengsaraan akibat ulah orang-orang Yahudi. Tercatat bahwa umat Yahudi senantiasa mengobarkan api perpecahan dan peperanga antara kabilah Aus dan Khazraj. Dalam bidang ekonomi, mereka juga memonopoli perdagangan di Arab dan mengeksploitasi mereka demi kepentingan golongan Yahudi.

     Ketika Rasulullah datang ke Madinah, Yahudi merupakan golongan yang selalu memusuhi beliau dan melancarkan berbagai tipu daya yang sangat licik terhadap beliau. Akan tetapi, Allah terlebih dahulu menipu mereka. Berkat kekuasaan-Nya, Rasulullah mampu mengusir mereka dari Madinah. Dengan kekuasaan-Nya pula, belakangan Umar berhasil mengusir mereka dari Jazirah Arab dalam rangka menyelamatkan kaum Muslimin dari perbuatan keji dan perilaku jahat mereka.





▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
الحمد لله رب العالمين
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

0 komentar:

Copyright @ 2014 Rotibayn.

Design Dan Modifikasi SEO by Pendalaman Tokoh | SEOblogaf