Selasa, 17 Desember 2013

Kondisi Bangsa Cina saat Muhammad Diutus.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

a.   Kondisi keagamaan

     Pada abad ke-6 M, di wilayah Cina berkembang tiga ajaran agama dari tiga tokoh: Lao-Tse, Kong Hu Cu, dan Budha. Ajaran Lao-Tse (Taoisme) berhalauan paganism. Ajaran ini lebih banyak menonjolkan doktrin-doktrin moral dan jarang mengajarkan ritual-ritual praktis tertentu. Para pengikutnya banyak yang memilih hidup menjauhi keduniaan sebagai seorang pendeta atau petapa. Sepeninggal Lao-Tse, mereka banyak yang berpindah ke ajaran-ajaran lain.

     Berbeda halnya dengan ajaran Kong Hu Cu (Konfusianisme). Selain lebih banyak mengajarkan ritual praktis daripada doktrin moral, ajaran ini juga lebih cenderung memperhatikan urusan-urusan duniawi. Karena itu, para pengikutnya pun—dalam beberapa masa—banyak yang tidak percaya dengan penyembahan-penyembahan terhadap tuhan tertentu. Mereka lebih suka menyembah apa yang mereka kehendaki, seperti pepohonan dan sungai-sungai. Pada perkembangan lebih lanjut, di antara para pengamat Konfusianisme muncul pengultusan terhadap Kong Hu Cu. Hal itu banyak dimanifestasikan dengan membangun candi-candi untuk menaruh patung Kong Hu Cu. Setelah itu, pada saat-saat tertentu mereka mendatangi candi-candi tersebut untuk menyembah patungnya dan mempersembahkan sesaji atau binatang-binatang kurban di hadapan patung-patungnya.

     Sebelum Islam datang, di Cina juga berkembang ajaran animism, kepercayaan dan pemujaan terhadap arwah, terutama arwah para leluhur. Hal itu bermula dari keyakinan mereka bahwa arwah tetap hidup bersama mereka kendati jasadnya telah binasa.

     Adapun Budha, saat itu tinggal sedikit sekali ajaran-ajaran kesederhanaannya yang tersisa. Para Brahmana yang menentangnya telah berhasil menenggelamkannya jauh ke dasar bumi. Akibatnya, ajaran Budha pun perlahan-lahan berubah menjadi agama pemujaan terhadap berhala-berhala. Lalu para pengikutnya beramai-ramai membangun candi-candi untuk menaruh patung-patung Budha. Walhasil, patung-patung inilah yang pada akhirnya mematikan tuntunan-tuntunan keagamaan dan kemasyarakatan yang pernah hidup pada zaman keemasan ajaran Budha. Ironisnya lagi, setelah itu kondisi keagamaan dan kehidupan masyarakat Budha semakin banyak disusupi oleh unsur-unsur sihir dan ramalan. Pada akhirnya, ajaran Budha sedikit demi sedikit terkikis habis setelah seribu tahun lebih mewarnai berbagai sisi kehidupan sebagian umat manusia.


b.   Kondisi Sosial

     Ajaran-ajaran keagamaan yang lahir dan tumbuh di Cina nyaris tak ada yang memiliki cahaya petunjuk, pembangkit keimanan, dan aturan-aturan syariat dari langit yang bisa digunakan untuk memecahkan segala persoalan yang terjadi di dunia ini. Pasalnya, mayoritas agama tersebut hanya mengajrkan hikmah dari para ahli hikmah dan tauladan dari para tokoh ternama. Dengan begitu, setiap orang berhak menggunakannya atau meninggalkannya sesuka hati mereka.

     Fakta dan realitas ini akhirnya melahirkan mitos penghormatan terhadap kaum lelaki secara berlebihan, sekaligus penistaan terhadap keberadaan kaum perempuan, seperti yang pernah dilakukan oleh masyarakat Arab Jahiliyyah. Terkait dengan hal ini, masyarakat Cina memiliki kebiasaan tersendiri dalam rangka menyambut kelahiran seorang bayi. Disebutkan bahwa mereka akan menggantungkan busur dan anak panah di atas pintu sebagai tanda bahwa di rumah itu telah lahir seorang bayi lelaki yang akan menjaga keluarga tersebut. Akan tetapi, bila yang lahir adalah bayi perempuan, mereka akan menggantung pintalan benang di atas pintu rumah sebagai pertanda ketundukan dan kelemahan.

     Di bawah pengaruh Budha-Cina ini, beberapa Negara banyak yang mempraktekan pemujaan terhadap dewa-dewa dan penyembahan terhadap patung-patung. Mereka juga banyak mengubah nilai-nilai persaudaraan yang diajarakan Budha dengan berbagai bentuk ritual baru dan dongeng-dongeng takhayul. Pada sisi lain, filsafat Kong Hu Cu tidak pernah melarang penerapan system tingkatan social pada suatu masyarakat, sebagaimana system kasta social yang berlaku di India.





▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
الحمد لله رب العالمين
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

0 komentar:

Copyright @ 2014 Rotibayn.

Design Dan Modifikasi SEO by Pendalaman Tokoh | SEOblogaf