بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Telah mahsyur di kalangan para ahli
maghazi dan sirah bahwa perempuan yang menyusui Muhammad adalah Halimah binti
Abu Dzu’aib As-Sa’diyyah. Syahdan, dalam masa penyusuannya ini, Muhammad kecil
tinggal bersama Halimah di rumahnya yang berada di perkampungan Bani Sa’ad
selama kurang lenih empat tahun lamanya. Setelah itu, ia dikembalikan ke
pangkuan ibundanya.
Tercatat, Ibnu Ishaq adalah satu-satunya
orang yang meriwayatkan kabar tentang penyusuan Muhammad kepada Halimah dan
masalah menetapnya Muhammad selama masa penyusuan tersebut di kampung Bani
Sa’ad. Memang, jalan penerimaan riwayat ini tergolong munqathi’ (terputus) karena sumber pertama riwayat tersebut, yaitu
Abdullah bin Ja’far, tidak mengatakan bahwa ia mendengar lagsung hal itu dari
Halimah. Selai itu, di sanad riwayat ini juga tertera nama Jahm bin Abu Jahm,
seseorang yang dinilai Adz-Dzahabi sebagai perawi yang tak dikenal. Kisah ini juga
diriwayatkan oleh Abu Ya’la di Musnad-nya, dan oleh Ibnu Hibban di Shahih-nya.
Di dalam kedua periwayatan ini pun tidak ada penjelasan tentang pengabaran
Halimah kepada Abdullah. Fakta ini diungkapkan oleh Syaikh Al-Albani. Akan
tetapi, Ibnu Hajar menganggap pendapat tersebut keliru. Menurutnya, Abdullah
telah menyebutkan penerimaan ini dari Halimah.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani. Sementara itu, kita
ketahui bahwa Al-Haitsami memandang tsiqah semua perawi yang ada di jalur
periwayatan Abu Ya’la dan Ath-Thabrani. Akan tetapi, peneliti kitab Sirah
Ibnu Hisyam dan Syaikh Al-Albani menyatakan ke-dha’if-an kabar ini.
Terlepas dari semua pendapat dan penilaian terhadap jalur periwayatan
kabar tersebut, dapat ditekankan bahwa fakta tentang penyusuan Muhammad kepada
Halimah di perkampungan Bani Sa’ad merupakan hal yang tidak perlu diragukan.
Ada dua alasan yang mendukung kesimpulan ini. Pertama, adanya sebuah riwayat shahih yang sesuai dengan riwayat Ibnu Ishaq
bahwa peristiwa pembedahan dada Muhammad oleh malaikat terjadi pada saat beliau
masih kecil dan tengah menjalani masa penyusuan di perkampungan Bani Sa’ad. Kedua,
adanya kesepakatan antara riwayat Al-Hakim,
Ahmad, dan Ibnu Ishaq terkait hadits yang berbunyi, “Aku
adalah doa moyangku, Ibrahim…, dan aku disusui di Bani Sa’ad bin Bakar…”
Di sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad hasan
dituturkan, “Ketika Muhammad sampai di Ji’ranah
saat perjalanan pulang dari Perang Hunain, para utusan Hawazin berkata kepada
beliau, ‘Sesungguhnya di antara tawanan itu ada bibi-bibi anda (dari pihak ayah
maupun ibu) dan saudara-saudara sesusuan yang pernah merawat dan mengasuh
anda’.”
Hadits ini dengan jelas mengisyaratkan bahwa Muhammad pernah menyusu
kepada salah satu warga perkampungan di Thaif, tepatnya di perkampungan Hawazin
di mana Bani Sa’ad menetap saat itu. Bani Sa’ad adalah kaum Halimah binti Abi
Du’aib.
Ibnu Sa’ad, dengan sanad yang sampai kepada Ibnu Qibthiyyah, menuturkan
bahwa Muhammad menjalani penyusuan di salah satu keluarga Sa’ad bin Bakar.
Dalam riwayat Ibnu Sa’ad yang lain juga disebutkan bahwa ibunda Muhammad telah
menitipkannya kepada As-Sa’diyah untuk disusui olehnya.
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Abu Nu’aim dengan sanad yang sampai kepada
Utbah bin Abdullah meriwayatkan bahwa seseprang bertanya kepada Rasulullah, “Bagaimanakah
keadaan anda pada masa kecil, Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Aku telah disusui oleh seorang
perempuan dari Bani Sa’ad bin Bakar…”
Hadits-hadits di atas diperkuat lagi kebenarannya oleh hadits-hadits
yang menceritakan tentang kedatangan kedua orang tua susu Rasulullah dan
pertemuan beliau dengan Syaima, saudara perempuan sesusuannya, yang saat itu
menjadi tawanan Perang Hunain.
Selama berada dalam asuhan Halimah As-Sa’diyyah, terjadi banyak hal yang
merupakan wujud dari barakah, perhatian, dan perlindungan Allah terhadap
beliau. Riwayat paling terkenal yang menceritakan hal itu adalah sebuah hadits
panjang yang bersumber dari Halimah As-Sa’diyyah sendiri. Hadits ini
menceritakan bahwa selama Muhammad menyusu kepadanya, air susunya tak pernah
berhenti mengalir sehingga Muhammad dan anak kandungnya sendiri dapat minum
sampai puas. Padahal, sebelum itu anak kandungnya sering menangis kelaparan
dikarenakan air susunya tidak keluar, sampai-sampai ia dan keluarganya sering
tidak bisa tidur. Disebutkan juga bahwa binatang-binatang tunggangan
keluarganya yang sebelumnya tak pernah menghasilkan susu, sejak keberadaan
Muhammad senantiasa menghasilkan susu segar sehingga ia dan suaminya selalu
kenyang. Tidak hanya itu, binatang-binatang tunggangannya yang dalam perjalanan
selalu menjadi pecundang di barisan paling belakang, sejak itu menjadi enerjik
dan selalu berada di barisan paling depan. Keajaiban lain terjadi pula pada
kambing-kambing piaraan keluarga Halimah. Diceritakan, sejak Muhammad menyusu
kepadanya, kambing-kambing tersebut berhasil menemukan padang rumput yang
sangat subur dan mereka selalu bisa makan dengan kenyang. Padahal, dalam waktu
yang sama, kambing-kambing orang lain tidak dapat menemukan tempat seperti itu.
Disebutkan juga bahwa selama penyusuannya kepada Halimah, fisik Muhammad tumbuh
pesat dan tidak seperti pertumbuhan anak-anak pada umumnya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
الحمد لله رب العالمين
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
الحمد لله رب العالمين
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
0 komentar:
Posting Komentar